Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia
Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tak terasa sebentar lagi Republik Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya. Saat itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia menandakan babak baru kehidupan bernegara dimulai.
Meski Proklamasi Kemerdekaan sebagai persitiwa penting, tapi tak jarang lho orang yang lupa dengan sejarah kemerdekaan, yuk kita ingat kembali!
Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia
Hindia Belanda, sebuah wilayah jajahan yang sekarang telah merdeka dan menjadi Negera Republik Indonesia sejak 72 tahun silam.
Selama kurang lebih 3 abad bangsa kita dijajah oleh kolonial belanda, dan selama tiga tahun terakhir dijajah oleh Nippon (Jepang) yang muncul bak pahlawan padahal sama-sama menyengsarakan pribumi.
Saat itu, organisasi-organisasi pemuda dan para tokoh pergerakan sudah merasa geram dengan apa yang mereka alami. Hidup di tanah nenek moyangnya tapi ditindas bagaikan sapi yang diambil tenaganya, diperah susunya, kemudian dimakan dagingnya.
Semua orang berjuang, para pemuda terus melakukan perlawanan, para diplomat terus melakukan diplomasi, dan para alim ulama terus berdoa agar kemerdekaan Republik Indonesia bisa segera diraih.
Hingga pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia.
Keesokan harinya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), atau “Dokuritsu Junbi Cosakai“, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga “Dokuritsu Junbi Inkai” dalam bahasa Jepang.
Pergantian nama badan ini tak lain untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan sebuah bangsa dalam mencapai kemerdekaannya
Penyerangan Amerika terhadap Jepang pun terjadi lagi, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Penyerangan ini menjadi momen Bangsa Indonesia untuk memerdekakan dirinya.
Di saat yang bersamaan, Bung Karno dan Bung Hatta selaku pimpinan PPKI serta Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Mereka diberi kabar bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu.
Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.
Dari hasil perundingan tersebut, Mr. Ahmad Soebardjo setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Ia pun berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah itu, mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Detik-detik Proklamasi
Golongan muda dan golongan tua terus berunding untuk merumuskan naskah/teks proklamasi hingga pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Soekarno, Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Sementara konsep teks proklamasi ditulis oleh Soekarno sendiri. Dan teks proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik.
Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian dilanjut dengan pengibaran bendera merah putih, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA dibantu oleh rekannya Soehoed.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera merah putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini bendera pusaka tersebut masih disimpan di Istana Merdeka.
Setelah pembacaan teks proklamasi dan pengibaran bendera merah putih, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia PPKI mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
Terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan ditangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Apa pendapat Anda setelah membaca artikel ini? Semoga artikel ini dapat membangkitkan kembali nasionalisme dalam diri Anda yang mungkin telah memudar.
Ingat pepatah Soekarno, JASMERAH, jangan sesekali melupakan sejarah. Silakan share artikel ini kepada teman Anda yang mungkin sudah mulai melupakan perjuangan para pahlawan Indonesia.
‘Sekali Merdeka Tetap Merdeka’, salam MERDEKA!
Sumber Referensi:
- Ratna Widihastuti. Sejarah Singkat Kemerdekaan Indonesia. Kompasiana.com – https://goo.gl/Bdx8PZ
- Wikipedia Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Id.wikipedia.org – https://goo.gl/xWSp4
Sumber Gambar:
- Proklamasi – https://goo.gl/3WMSj7
- Syahrir, Soekarno, Hatta – https://goo.gl/5KsJz2
- BPUPKI – https://goo.gl/j4jwvp
- USS Missouri – https://goo.gl/QcEmXj
- Naskah Proklamasi – https://goo.gl/q7xzWX
- Pengibaran Bendera Pertama – https://goo.gl/vKG5Ze
Summary
Article Name
Kilas Balik Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Description
Tak terasa sebentar lagi Republik Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-73. Saat itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia menandakan babak baru kehidupan bernegara dimulai.
Author
Team Cerita Rakyat
Publisher Name: Cerita Rakyat
Publisher Logo