--> Skip to main content

Di Balik kesulitan ada kemudahan

Di Balik Kesulitan, Ada Dua Kemudahan yang Begitu Dekat



April 03, 2017, 9:20 PM

Di Balik Kesulitan, Ada Dua Kemudahan yang Begitu Dekat..


Bersama kesulitan, ada kemudahan
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ ۖ وَمَن قُدِرَ‌ عَلَيْهِ رِ‌زْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّـهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّـهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّـهُ بَعْدَ عُسْرٍ‌ يُسْرً‌ا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” [Qs. Ath-Thalaq: 7]
Allah تعالى memerintahkan pada hamba-Nya dan wajib bagi setiap suami untuk memberikan nafkah kepada istrinya menurut kemampuannya, yang ada kelapangan harta memberikan dengan kemampuannya, adapun yang pas-pasan maka wajib memberikan nafkah menurut apa yang ia peroleh. Meskipun seseorang sulit dalam mencari nafkah, namun dia tetap wajib mencarinya.
Seorang mukmin juga wajib meyakini bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sehingga, tidak ada orang yang selalu dalam keadaan sulit, karena Allah تعالى pasti akan memudahkannya.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ‌ يُسْرً‌ا – إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ‌ يُسْرً‌ا
“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” [Qs. Alam Nasyrah: 5-6]
Sayangnya, banyak orang yang telah diberikan kemudahan dari segala kesulitan yang dialaminya lalu lupa kepada Allah سبحانه وتعالى .
Benarlah firman Allah تعالى :
 وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ‌ …
“… Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” [Qs. Saba': 13]

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan bahwa ketika surat al-Insyirah ayat 6turun, Rasulullah saw bersabda: “Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi kalian. Satu kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (1) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (2) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (4) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)

1)    Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2)    Dan Kami telah menanggalkan darimu bebanmu,
3)    Yang memberatkan punggungmu,
4)    Dan Kami meninggikan bagimu sebutanmu,
5)    Maka sesungguhnyabersama kesulitan ada kemudahan,
6)    Sesungguhnya bersamakesulitan ada kemudahan,
7)    Maka apabila engkautelah selesai maka(bekerjalahhingga engkau letih,
8)    Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknyaengkau berharap.
(Q.S. Alam Nasyrah 94 :1-8)

SURAT AL-INSYIRAH (KELAPANGAN DADA)


Kosakata                                                                     Kata Nasyrah terambil dari kata syaraha yang berarti “memperluas, melapangkan, membuka, memberi pemahaman, menganugerahkan ketenangan”.

Kata Wadha’na, dari kataWadha’a yang berarti “meletakkan, merendahkan, meringankan, menanggalkan, menghilangkan, meremehkan dan sebagainya”.

Wizr, pada awalnya kata iniberarti “gunung”. Gunung memberi kesan sesuatu yang berat dan besar. Maka kata wizrpada ayat ini diartikan “beban”.

Kata wizr berkembang menjadi kata-kata lain, seperti kata waziir(menteri) karena ia memikul tanggung jawab yang besar dan berat. Dan kata wizryangbberarti “dosa”. Karena orang yang berdosa, merasakan di dalam jiwanya sesuatu yang berat. Dosa juga akan menjadi sesuatu yang sangat berat dipikul oleh pelakunya di hari Akhirat nanti.

Anqadha, terambil dari katanaqidh yang berarti “beban berat atau sesuatu yang memberatkan”.

Rafa’a, berarti “mengangkat atau meninggikan”.

Al-‘Usr, berarti “sesuatu yang sangat keras atau sulit atau berat”.

Yusr, kata ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang “mudah, lapang, berat kadarnya atau banyak (seperti harta)”.

Faraghta, terambil dari katafaragha yang berarti “kosong setelah sebelumnya penuh”.

Fa-nshab, terambil dari katanashaba. Pada mulanya berarti “menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantab”.

Fa-rghab, terambil dari kataraghiba. Kata ini digunakan untuk menggambarkan “kecenderungan hati yang sangat mendalam kepada sesuatu, baik untuk membenci maupun untuk menyukai”.


Pesan Surat Al-Insyirah
1. Tema utama surat Al-Insyirahini adalah penegasan tentang nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan pernyataan Allah bahwa bersama kesukaran ada kemudahan karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan agar tetap melakukan usaha-usaha dan bertawakkal kepada-Nya.
2.  Pada ayat 2-3 dalam surat Al-Insyirah ini dapat diketahui betapa berat beban yang dipikul oleh Nabi Muhammad SAW. Ulama’-ulama’ berpendapat tentang beban berat yang dirasakan olehbNabi Muhammad SAW, yaitu antara lain;
a)  Wafatnya istri beliau, Khadijah dan paman beliau Abu Thalib.
b) Beratnya wahyu al-Qur’an yang beliau terima (QS. Al-Hasyr [59]: 21).
c)  Keadaan masyarakat pada masa Jahiliyyah.
3. Surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk bahwa seseorang harus selalu memiliki kesibukan. Bila telah berakhir suatu pekerjaan, ia harus memulai lagi dengan pekerjaan yang lain, sehingga ia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu.
4.  Pada ayat 7-8 dalam surat Al-Insyirah ini memberi petunjuk kepada manusia bahwa dalam ketika manusia ingin meraih sesuatu, maka ia harus berusaha dan bekerja terlebih dahulu, baru kemudian menggantungkan harapan kepada Allah.



More from Rahmat Blog

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar